Becak Taman Pintar Yogyakarta
“Ayo bu naik becak ke malioboro setelah itu muter alun alun bu naik becak cuman tiga ribu ayo..”.
“Engga Pak saya ng mau jalanke malio boro pak”
“Ayo bu ibu maw kemana saya antarkan.. naik becak saja !!!”
Itu tadi percakapan antara tukang becak dengan seorang pengunjung taman pintar salah satu tempat wisata yang terletak di jalan Panembahan senopati Yogyakarta. Tukang becak tadi mencoba untuk membujuk dan merayu para pengunjung Taman Pintar untuk mau dan sudi naik becaknya walau hanya di bayar tiga ribu saja..

Penghasilan tadi mungkin belum seberapa di bandingkan dengan uang jajan anak anak para pejabat yang menjadi pengunjung di tempat wisata ini. Anak anak yang menggunakan pakaian yang luar biasa bagus,sepatu mahal yang mungkin dapat di beli dengan hanya menggesek kartu yang di sebut credit Card atau ATM. Sedangkan para tukang becak ini harus bekerja dari pagi saat matahari masih malu untuk muncul hingga sore saat matahari telah enggan untuk menampakkan dirinya. Hanya dengan menggunakan sandal jepit pakaian kumuh dan topi caping mereka.
Mempriharinkan sekali jika dilihat. Mereka harus bercucuran keringat hanya untuk mendapat kan lembar lembar rupiah yang mungkin tidak ada apa-apanya bagi para orang orang yang mengaku membela rakyat kecil seperti para tukang becak ini namun malah menggunakan uang rakyat untuk mengisi PENJARA mereka dengan berbagi fasilitas.
Para tukang becak masih terus mencoba untuk mencari penumpang , ada yang telah mendapat kan penumpang setelah menjalani proses tawar menawar. Namun ada juga yang masih mencoba untuk mencari penumpang dengan bujuk dan rayu mereka.
Mereka tidak pernah peduli dengan panas matahari yang membakar kulit mereka, mereka tidak pernah peduli dengan bahaya tertabrak angkutan yang lebih besar seperti bis atau mobil yang melintas di jalan itu. Yang mereka pedulikan adalah bagaimana cara agar asap di dapur mereka tetap bisa mengepul dan tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bagai mana cara anak mereka tetap bisa makan dari uangn halal bukan dengan mencuri hak orang lain. Yang mereka pedulikan adalah bagai mana anak-anak mereka bisa tumbuh besar dan dapat menjadi pembawa harapan besar bagi mereka untuk dapat mengubah nasib mereka.
Becak adalah kehidupan mereka. Dengan becak mereka akan mencoba terus berharap untuk bisa mengubah nasib mereka. (Tara Ardyanto)
Posting Komentar untuk "Becak Taman Pintar Yogyakarta"