Seperti Zam-zam- Berobat berkali kali, sembuh justru dari kamar sendiri
Seperti Zam-zam. Berobat berkali kali, sembuh justru dari kamar sendiri
Beberapa hari yang lalu saya dan seorang teman sedang membicarakan hal yang menarik. Awalnya juga hanya sekedar cerita sederhana, mengingat saya dan teman saya tadi sama sama baru selesai solat magrib dan kebetulan berpapasan di teras Masjid.
Awalnya kami bercerita tentang pekerjaan, dan kemudian berlanjut ke hal menarik yang saya sebut di awal tadi. Yaitu zam zam.
Dari perbincangan mengenai pekerjaan tiba tiba arah perbincangan sedikit melompat ke arah jadwal pengajian. Waltu itu, teman saya tadi mencoba menjelaskan jadwal pengajian mingguan yang dua minggu ini saya coba ikuti kembali.
"Minggu ini kita pengajian di rumah yang di pakai usaha laundry, sekaligus selamatan karena pemilik rumah sudah pulang dari Haji" Begitu kurang lebih penjelasannya.
Saya menjawab bahwa saya harus menyampaikan di awal bahwa saya membawa pekerjaan saya ke rumah dalam beberapa waktu ini sehingga bisa jadi saya tidak akan ikut pengajian. Atau setidaknya akan libur atau menyesuaikan dengan kondisi pekerjaan yang saya bawa ke rumah.
Mendengar jawaban saya, teman saya merespon dengan santai "kalo mau sukses memang harus kerja keras" kami sama sama tertawa ringan. karena saya tahu kalau teman saya tadi juga tidak kalah keras perjuangannya.
Ikhtiar Mengobati Anak Sakit
Perkataan teman saya tadi saya balas dengan kalimat yang menjadi inspiarsi tulisan ini. Jawaban saya waktu itu, "kita tidak pernah tau kan zam-zam akan keluar dari mana". Jawaban itu di iyakan oleh teman saya.
kemudian saya berkisah tentang apa yang baru baru ini saya alami dengan anak paling kecil saya saat ini. Saya bercerita bahwa anak saya yang nomer dua itu terterang batuk berbulan bulan lamanya.
Jika saya hitung mungkin ada sekitar empat bulan. Awalnya batuk yang dialaminya saya kira hanya karena tertular oleh anak saya yang nomer satu. Namun setelah beberapa lama saat kakaknya mulai sembuh si kecil justru tidak semakin membaik.
Di bulan-bulan awal kami membawa si kecil ke bidan, dan sempat di Nebu. Alhamdulillah nebu berhasil. Tapi tidak bertahan lama. Hanya berlangusng hanya beberapa hari. Ini berlangsung sekitar satu bulan.
Masuk di bulan ke dua, saya berinisiatif membawa ke klinik. Pengobatan di klinik ini yang kemudian memakan waktu agak lama. Si kecil bahkan sempat di arahkan ke dokter anak untuk di periksa tapi hasilnya tetap hanya berlangusng beberapa hari dan kemudian batuk kembali menyerang.
Bulan ke tiga saya meminta untuk di lakukan Rontgen. Dokter yang menangani tidak dapat memberikan rujukan karena harus dokter spesialis anak yang memberikan rujukan. Saya meminta untuk tidak segera di lakukan tes untuk anak saya, dan dokter memberika saran untuk melakukan tes TB.
Saya dan istri sempat terkejud dengan saran dokter untuk tes Tb. Karena dari riwayat sangat kecil kemungkinan anak saya terjangkiti TB.
Namun tetap kami lakukan proses tes TB di Puskesmas yang telah di tunjuk. Waktu itu Puskesma yang disarankan oleh dokter adalah Puskesmas karang Rejo Tarakan. Puskesmas ini direkomendasikan karena memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan infonya buka 24 jam.
Akhirnya butuh waktu dua minggu untuk prosesnya. Bukan karena apa, ternyata untuk proses tes Tb atau disebut dengan mantoux harus menunggu kuota pasien terpenuhi terlebih dahulu. Singkat cerita hasilnya negatif
Istri saya masih bertanya tanya kenapa batuk tidak berhenti pada si kecil. Bisa jadi doa doa dipanjatkan setiap waktu solat dan di sela sela kegiatannya. Hingga suatu malam saya mencoba mengubah arah kipas yang ada di Kamar. Alhamdulillah Zam zam kesembuhan anak saya ternyata tidak jauh jauh dari rumah saya sendiri. Bahkan jawabannya ada dalam kamar anak saya.
Seperti Air Zam Zam
Kesembuhan anak saya berangsur angsur nampak. Setelah tidak mengubah arah kipas angin agar tidak langsung mengenai tubuhnya. Cara lain juga Allah perlihatkan dengan mandi air hangat untuk mandi dua anak saya.
Dengan mandi air panas ternyata memiliki manfaat yang baik untuk anak saya. batuknya benar benar bisa hilang di pagi dan malam hari yang biasanya terdengar menyakitkan.
Alhamdulillah.
Di bulan Zulhijah ini Allah memberikan keberkahan keehatan yang luar biasa bagi keluarga saya. Bahkan kisah anak saya tadi dapat saya asumsikan sebagai kisah kecil dari deretan kisah seperti air zam zam muncul.
Sama dengan Ibunda Siti Hajar yang berlari dari bukit ke bukit untuk mencari sumber air. Tapi justru ternya sumber air muncul dari kaki anaknya yang dia tinggal berlari kesana kemari mencari air.
Saya dan teman saya yang paham betul cerita ini kemudian mengangguk dan membenarkan bahwa kami saat ini sedang dalam posisi sedang berusaha, berlari kecil. Kami mengerjakan segala sesuatunya untuk mencari zam zam yang entah darimana akan muncul nanti.
Posting Komentar untuk "Seperti Zam-zam- Berobat berkali kali, sembuh justru dari kamar sendiri"