Sebuah debat bernilai saya vs teman
Sebuah debat bernilai saya vs teman
Semalam saya berdebat dengan teman. Bisa jadi bukan sekedar teman. diwaktu waktu tertentu saat kami sedang berdekatan kami memiliki hubungan emosional yang kuat. Dalam arti ketika dekat kami, terkadang sama sama terpicu emosi.
![]() |
Sumber : Freepik |
Saya dan teman saya ini memiliki bisnis yang kami jalankan berdua. Tahun 2021 setelah saya resign dari perusahaan, tempat saya mengumpulkan modal usaha. Saya berencana membuka laundry dan seperti gayung bersambut. Teman saya ini menawarkan modal dan tempat yang dapat digunakan sebagai temapt usaha. Alhamdulillah usaha atau bisnis tersebut berjaan hingga hari ini.
Bukan tanpa kendala, sama dengan bisnis lainnya. Bisnis yang kami jalankan juga mengalami pasang surut dan terpaan gelombang. beda pendapat antara saya dan teman saya juga tidak dapat di hindari.
Seperti tadi malam. Saat kami berdebat di depan karyawan dan istri kami masing masing.
Ketidak sengajaan mengungkapkan perasaan
Benarlah apa kata orang yang mengatakan apa yang dipendam tetap akan muncul kepermukaana. Saat sedang mengerjakan pekerjaan laundry salah satu pelanggan, saya menemukan pada taplak meja yang telah ditreatment dan dicuci namun masih menyisakan kotoran atau noda.
Singkat cerita gara gara noda yang masih tersisa tersbut saya mengungkapkan keganjalan yang ada dalam hati saya pada satu masalah yang sebenarnya telah kami sepakati sebelumnya. Saya masih merasa belum puas dengan kesepakatan tersebut dan beberapa waktu setelahnya, tadi malam, baru saya sampaikan lagi tanpa sengaja.
Saya merasa kesepakatan yang telah kami buat sebelumnya masih tidak memberikan jawaban yang pas untuk hati . Sehingga muncul ketidak sengajaan saya dalam berucap bahwa kesepakatan sebelumnya tersebut bisa jadi sebuah kesalahan.
Diasaat itu teman saya langsung merespon dengan nada tinggi dan dibarengi dengan argumen argumen yang membuat kami berdebat cukup panjang. karena perdebatan kami karyawan yang seharusnya istirahat ikut mendengarkan, istri saya dan istri teman saya mendengarkan sambil mengejakan pekerjaan yang harus dikerjakan, sesekali mereka mengomentari dan menegur kami agar tidak terlalu keras dalam bicara.
Peluang bernilai dalam debat
Melihat karyawan dan para istri menonton berdebatan kami, saya merasa terpacu untuk bisa memberikan tambahan nilai pada keributan kami. Sebenanrya agar lebih rame saja mungkin. haha.
Nilai pertama, dalam hati saya menganggap momen keributan kami bisa dijadikan sebagai sumber ilmu bagi para istri dan karyawan kami. Bukan tanpa alasan saya turut memperpanjang debat tadi malam semata mata dikarenakan agar para istri dan karyawan kami bisa sama sama dapat memahami bagaimana proses SOP dalam laundry seharusnya berjalan. karena laundry ini milik kami berdua maka sebenarnya peran para istri ini secara tidak langsung berpengaruh dalam keberlangsungan hidup usaha kami. begitu juga dengan karyawan kami.
Di awal awal debat, saat saya mulai panas, saya tersadar bahwa ada peluang untuk memberikan apa yang ada dalam pikiran saya dan teman saya juga dapat masuk dalam benak para istri dan karyawan kami. Momen debat ini adalah momen yang tepat bagi transfer informasi itu terjadi. karena bisa jadi debat seperti ini merupakan debat yang jarang mereka temukan sebelumnya. Terus terang saya jadi lebih bersemangat begitu juga teman saya. Entah dia menyadari apa tidak bahwa saya menikmati debat ini.
Nilai kedua adalah rasa memiliki. Sedikit atau banyak saya merasa istri saya khususnya, jadi terlihat lebih memiliki dengan usaha ini. Saat prosesi debat berlangsung saya melihat beberapa kali dia mencoba mencerna dan saya yakin dia menemukan beberapa hal yang kemudian membuat istri saya ini paham bahwa usaha laundry ini tidak mampu maksimal jika hanya dikelola oleh dua orang bapak bapak milenial seperti saya dan teman saya.
Ketiga, Sadar diri. Debat saya dengan teman saya tadi malam membuat saya sadar bahwa saya telah lama meninggalkan forum diskusi. Khususnya forum forum diskusi yang bahasannya memberikan efek pemahaman mendalam tentang sesuatu hal. Sehingga debat semalam membuat saya merasa sangat bersemangat. Saya sendiri sampai lupa bahwa saya harus menjemput anak anak di tempat kakek neneknya.
Saya merasa seperti seorang MC yang ada dalam serial manga atau anime yang saat bertarung melawan musuhnya masih sempat berpikir strategi atau peluang dan kemungkinan yang akan muncul. Saya merasa lebih Mindfull.
Meskipun demikian bisikan yang mengatakan "hindari lah debat" juga muncul sebagai alarm. Sayangnya alarm itu saya acuhkan karena ego yang tinggi. Astagfirullah.
***
Debat saya dengan teman saya ini bukan sebuah hal yang baru. Kadang kami juga berdiskusi dengan nada yang lebih lembut. Tidak pakai teriak teriak mengganggu orang lain. Bahkan dengan saling mendongakkan dagu saja kami kadang sudah cukup saat bertemu di jalan. Istinya pernah protes karena hal ini.
Karena debat semalam juga saya tidak mau kehilangan momen nilai nilai yang saya tuliskan di atas sehingga saya harus menuliskannya dalam blog ini. Tujuannya agar dapat saya baca ulang dan tidak saya lupakan.
Tapi memulai sebuah debat memang seharusnya di hindari. Dalam hal ini saya yang memulai debat semalam karena ketidak sengajaan saya. Saya beristigfar pada Allah, dan nanti minta maaf sama teman saya pas ketemu lagi.
Posting Komentar untuk "Sebuah debat bernilai saya vs teman"