Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gara gara memikirkan perkataan teman saya jadi menulis ini

 "kau itu buruk dalam akad ra". mak Jleb saya mendengarnya. bagaimana bisa saya dikatakan buruk dalam berakad. Apa sebenarnya maksud nya makhluk (teman) saya ini.



Padahal dalam bisnis yang kami jalankan, dia yang paling jarang muncul untuk menjalankan bisnis. kalau ada job yang bisa dikerjakan dia memilih untuk meminta orang lain yang mengerjakan. Hal Ini  membuat saya jengkel sampai malas saya berbicara banyak dengan dia.

Jengkel nya saya juga bukan tanpa alasan. Beberapa kali saya coba janjian dengan teman saya ini dia yang paling sering ngaret. tidak pernah tepat waktu. Ini membuat hati saya yang rapuh ini menjadi terluka (hmmm), saya sakit hati dengan perkataan menusuk Teman saya itu (prett)

***

Beberapa waktu setelah perkataan soal akad tadi muncul kami berdebat cukup alot. Debat kami sudah saya tulis dalam tulisan sebelumnya tentang debat dengan teman. memang debat itu dimulai dari terlupakannya perasaan saya tentang teknis di bisnis kami.

Nah perasaan saya yang saya ucapkan sebagai pemicu debat tersebut, sebenarnya adalah tumpukan kejengkelan dari sikap dan perkataan yang dilontarkan sebelum sebelumnya. Salah satunya ya tentang akad tadi.

Ini terus terang menjadi penyakit hati dalam diri saya yang menggerogoti rasa hormat saya dengan teman saya. Bisa jadi ini adalah salah satu bentuk bisikan setan yang terkutuk untuk membenci teman saya tadi.

Benci saya dengan teman saya tadi sebenarnya tidak sampai tahap over juga. Tapi bagi saya sudah cukup untuk mengganggu waktu luang yang saya pakai merenung, berpikir memikirkan masa masa indah saat menjalani hidup. Soalnya jika tidak dipakai merenung dan berpikir saya merasa hari hari saya menjadi seperti autopilot ini membuat hari saya menjadi terasa flat dan tidak seru.

bahkan dalam sebuah kesempatan saya mengendarai motor dari rumah mertua di karang anyar menuju pulang ke rumah di kampung enam, perjalanan itu terasa seperti cepat sekali.

Ini sepertinya karena tidak ada yang saya amati atau saya renungkan selama dalam perjalanan. Sepertinya berpikir sudah menjadi bagian yang tidak boleh saya lepaskan dalam hidup saya.

yang menjadi masalah adalah jika yang saya pikirkan adalah hal hal yang tidak penting.

Seperti perkataan teman saya di awal tadi. Perkataan perkataan seperti itu seharusnya tidak saya pikirkan sampai segitunya. Toh sebenarnya ada hal penting lain yang harus saya pikirkan.

banyak orang seperti saya ini membiarkan perkataan orang lain masuk ke dalam benak dan kemudian merusak sistem kerja otak,otak yang seharusnya bekerja memikirkan hal hal besar atau lebih penting. Ini mubazir.

Seseorang itu rusak hatinya terkadang karena terlalu memikirkan perkataan orang lain. mereka lupa bahwa ada perkataan yang lebih pantas didengar yaitu perkataan diri mereka sendiri terhadap diri mereka sendiri.

Saya jadi teringat cerita seekor katak yang berupaya memanjat sebuah menara hingga berhasil mencapai puncak menara dan memenangkan perlombaan.

Padahal katak katak lainnya gagal tidak ada yang berhasil memanjat menara itu. walau tetap ada yang hampir sampai akhirnya gagal juga.

Gagalnya katak katak tersebut dikarenakan sorak sorai penonton pertandingan panjat menara kepada para peserta lomba yang berbunyi sinis. Seperti tidak akan mampu, itu terlalu susah turun saja, kamu terlalu buruk, kamu tidak akan mampu dan lain lain yang membuat para katak gagal sampai puncak menara.

lalu bagaimana ada katak yang berhasil sampai puncak. katak tersebut ternyata Tuli. Tidak bisa mendengar. jadi percuma saja banyak orang yang teriak teriak tapi tidak masuk ke dalam pikiran si katak karena si katak tuli.

Nah seperti itulah seharusnya kita bersikap kepada orang yang berkata buruk dengan kita. tidak perlu dipikirkan dan dimasukkan dalam hati.

Dalam kasus saya tetap saya dengar dan sempat masuk dalam hati. Tapi saya coba ambil pelajaran dan jadilah tulisan ini.

Tulisan ini sebenarnya memang menjadi obat sakit hati. Tapi Sakit hati yang menjadi pelajaran buat saya dan saya berharap dengan tulisan ini menjadi pelajaran bagi teman teman yang lain juga.

Akhir saat menulis hal ini, saya jadi sadar bahwa jika saya masih memikirkan perkataan tidak baik dari orang lain dan itu membuat saya sakit hati. Itu berarti saya masih tidak memiliki hal besar atau hal penting yang menjadi mimpi untuk dijalani. 


Untuk itu Mari Bermimpi, Jalani, hadapi segala tantangan meraih mimpi dengan tidak terlalu memikirkan perkataan orang lain.


katatara.com
katatara.com Hai, saya Tara pemilik dan penulis di katatara.com. Saya seorang ayah dan bekerja sebagai karyawan juga bisnis owner. Ingin ngobrol lebih lanjut silahkan hubungi saya

Posting Komentar untuk "Gara gara memikirkan perkataan teman saya jadi menulis ini"