Tentang larangan Jilbab
Tentang larangan Jilbab
Ramenya larangan jilbab pada tim baris berbaris ternyata membuka tabir baru mengenai keberagaman dan intoleransi.
Bagaimama tidak, ternyata kasus yg Viral tersebut hanya sisi lain dari sebuah pisau bermata dua yg selama ini tersembunyi, sepi tidak terkuak.
Orang orang yg merasa bahwa masalah paskibraka di IKN itu dipaksa lepas jilbab, mengutuk sejadi jadinya Oktum atau lembaga yg terlibat.
Tapi ternyata tanggapan lain muncul.
Orang orang dari sisi lain yg beranggapan bahwa jika lepas jilbab di acara negara di permasalahkan. Kenapa Jilbab di sekolah Negeri 'terkesan' di paksakan. Bukankah ini melukai toleransi bahkan di sekolah negeri? Begitu kurang lebih tanggapan mereka. Bahkan ada yg menyampaikan bahwa keluarganya yg bukan muslim jadi tidak enak kalau tidak pakai jilbab di sekolah gara gara teman temannya menggunakan jilbab semua.
Tanggapan lain yg menyerupai tanggapan kedua tadi bahkan lebih lucu lagi. Mereka seakan membuat statement bahwa "Lepas Jilbab kan hanya sementara, nanti setelah acara selesai bisa di pakai lagi" kalimat ini pertanda bahwa sebagian dari kita selama ini hanya melihat jilbab sebagai fashion belaka. Pagi jilbab di pakai, malam jilbab di buka. Jumlah orang orang seperti ini jumlahnya tidak hanya satu dua. Banyak.
***
Sepertinya memang kita telah kehilangan hal penting yg bisa membuat kita mengerti bahwa ada ranah pribadi dan ranah umum. Ada ranah yg harus di jaga ada ranah yg bisa dibagi.
Kita sedang bingung. Bingung hingga tingkat akut sepertinya.
Jika tidak bingung tidak mungkin Tim Paskib di suruh lepas Jilbab. Jika tidak Bingung adek adek Paskib juga pasti tidak mau saat di suruh lepas jilbab. Jika tidak bingung sekolah tidak akan terkesan memaksa penggunaan jilbab. Jika tidak bingung tidak ada orang yg berkomentar buka lepas jilbab se enak jidad.
Saya jadi bertanya tanya, Kondisi kita yg serba bingung ini sebuah efek samping kah? Jika iya efek samping dari mengkonsumsi apa? Atau karena terlah berbuat apa? Atau di pengaruhi siapa?
Mungkin kita terlalu 'blenger' dengan semua yg kita konsumsi. Informasi, makanan, doktrin, tontonan, dll. Kita terlalu berlebihan dengan hal hal yg tidak penting sehingga membuat kita hilang kemampuan berpikir bijak bahkan tentang diri sendiri.
Ini jadi sangat merepotkan jika terus berlangsung hingga 2045. Bisa jadi benar apa kata mereka yg berkata 2045 nanti bukan menjadi Indonesia Emas. Tapi bisa jadi justru Indonesia cemas.
Posting Komentar untuk "Tentang larangan Jilbab"