Saya Overthingking anak saya disuruh mikir sendiri
Saya Overthingking anak saya disuruh mikir sendiri
Tulisan ini sedikit mengarah pada rasa geli dan aneh terhadap arahan guru di sekolah si mba.
Biasanya di waktu pagi atau siang saat antar jemput sekolah. Saya menyempatkan bertanya sama anak saya paling besar itu. Mulai dari pertanyaan sepele seperti bekal habis tidak, main apa, belajar apa, sampai pertanyaan yang memang saya segajakan agar dia terbiasa berpikir lebih explore seperti “Mba tadi bertanya tidak sama guru atau pak guru?”.
Membiasakan bertanya seperti ini saya jadikan sebagai kontribusi paling sederhana kami untuk mencapai Indonesah Emmas. Membentuk kedekatan dan mengembangkan cara berpikir anak. Ini cara paling dasar yang kami terapkan di rumah untuk berkontribusi bagi bangsa. Aseekk
Cuman beberapa kali saya bertanya tentang pertanyaan terakhir tadi jawaban anak saya selalu konsisten dan membuat saya resah, geli dan aneh. Si mba Jika ditanya ”tadi bertanya tidak sama bapak atau ibu guru nya?” jawabannya selalu bilang Tidak. Jika saya lanjutkan Kenapa tidak bertanya? anak saya berkata bu guru bilang lebih baik kalo bisa berpikir sendiri.
“Ehhh…”
Saya terus terang kaget dan geli mendengar jawaban anak saya. Geli, jelas! Aneh, pasti! Karena dulu saat saya masih sekolah justru anak anak seusia saya selalu diminta bertanya jika ada yang tidak dipahami atau jika ada yang mau didiskusikan.
Nah ini anak anak diminta untuk berpikir sendiri.
Ah mungkin bukan seperti itu maksud gurunya, mungkin anak saya salah tangkap saja. atau mungkin karena anak saya masih kelas 1 jadi memang tidak diarahkan untuk tidak banyak bertanya. Tapi lebih banyak menerima informasi satu arah agar semua pelajaran masuk.
Bagaimana jika memang gurunya tidak mau anak didiknya banyak bertanya? Ibu atau bapak gurunya tidak bisa menumbuhkan rasa ingin tahu anak saya.
Duhh kok saya jadi khawatir dengan kemungkinan yang ini.
Rasa khawatir saya bukan tanpa alasan. Karena seperti yang saya sudah ceritakan di awal tadi. Anak saya, saya biasakan untuk memang banyak bertanya. Biar apa, biar ada perubahan dengan sistem berpikir orang orang Indonesia. Ah…kalo bahas ini panjang nanti.
Selain itu anak saya yang masih berusia 7 tahun ini sesuai apa yang saya pelajari dulu sedang dalam masa operasional konkret.
Dimana dalam usia ini dia sedang menurun sifat egosentrisme nya. Sehingga dia sudah mulai mampu untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Dengan demikian jika dia bertanya pada orang selain bapak ibunya, harapan saya dia akan mendapatkan sudut pandang dari orang lain selain orang tuanya.
Jadi jika dia disuruh berpikir sendiri akan sangat berbahaya jika dia menyimpulkan hal baru yang ditemukan dan diolah sendiri di usianya yang masih unyu-unyu itu.
Kasus anak anak yang terlalu banyak bermain Gadget misalnya, karena kekurangan interaksi dengan orang lain mereka jadi memandang dunia hanya dengan jendela 5 inchi. Yang kemudian berimbas pada kurangnya empati dan meluapnya emosi.
Duh.. kok saya malah jadi overthinking sih gara gara anak saya disuruh mikir sendiri.
Posting Komentar untuk "Saya Overthingking anak saya disuruh mikir sendiri"